Sabtu, 02 Maret 2013

Makalah Teropong Bintang



Makalah Teropong Bintang


Maharta, (1987:239) menyatakan bahwa teropong adalah alat optic untuk melihat benda jauh ( seperti bintang, bulan ) agar tampak dekat dan jelas. Pada dasarnya teropong terdiri dari sebuah lensa obyektif dan sebuah lensa okuler
Teropong bintang (astronomi)

Keterangan
- Benda di jauh tak hingga (S = ∞) bayangan yang di bentuk lensa obyektif berada di titik focus lensa obyektif.
- Untuk mata tak berakomodasi, bayangan yang di bentuk lensa obyektif harus berada dititik focus lensa okuler sehingga Fob berhimpit dengan Fok.
Karena pengamatan benda-benda di angkasa dilakukan berjam-jam, maka biasanya di lakukan dengan mata tak berakomodasi.
Perbesaran teropong untuk mata tak berakomodasi :


Panjang teropong : d = Fob + Fok

Widagdo,(1985:132) menyatakan dengan sebuah teleskop kita dapat melihat benda-benda yang jauh sekali yang tidak dapat dilihatnya dengan mata telanjang.
Bayangan sejati yang di bentuk oleh obyektif jauh lebih kecil dari pada bendanya, tetapi karena telah didekatkan pada yang mengamatinya, maka dapat diselidiki melalui okuler yang bekerja sebagai lup.
Anonimus (2009) Teleskop merupakan alat paling penting dalam pengamatan astronomi. Jenis teleskop (biasanya optik) yang dipakai untuk maksud bukan astronomis antara lain adalah transit, monokular, binokular, lensa kamera, atau keker. Teleskop memperbesar ukuran sudut benda, dan juga kecerahannya.
Galileo diakui menjadi yang pertama dalam menggunakan teleskop untuk maksud astronomis. Pada awalnya teleskop dibuat hanya dalam rentang panjang gelombang, tampak saja (seperti yang dibuat oleh Galileo, Newton, Foucault, Hale, Meinel, dan lainnya), kemudian berkembang ke panjang gelombang radio setelah tahun 1945, dan kini teleskop meliput seluruh spektrum elektromagnetik setelah makin majunya penjelajahan angkasa setelah tahun 1960.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pengamatan pada lima abad lalu membawa manusia untuk memahami benda-benda langit terbebas dari selubung mitologi. Galileo Galilei (1564-1642) dengan teleskop refraktornya mampu menjadikan mata manusia "lebih tajam" dalam mengamati benda langit yang tidak bisa diamati melalui mata bugil.
Karena teleskop Galileo bisa mengamati lebih tajam, ia bisa melihat berbagai perubahan bentuk penampakan Venus, seperti Venus Sabit atau Venus Purnama sebagai akibat perubahan posisi Venus terhadap Matahari. Teleskop Galileo terus disempurnakan oleh ilmuwan lain seperti Christian Huygens (1629-1695) yang menemukan Titan, satelit Saturnus, yang berada hampir 2 kali jarak orbit Bumi-Yupiter.
Perkembangan teleskop juga diimbangi pula dengan perkembangan perhitungan gerak benda-benda langit dan hubungan satu dengan yang lain melalui Johannes Kepler (1571-1630) dengan Hukum Kepler. Dan puncaknya, Sir Isaac Newton (1642-1727) dengan hukum gravitasi. Dengan dua teori perhitungan inilah yang memungkinkan pencarian dan perhitungan benda-benda langit selanjutnya .
Teropong bintang atau teropong astronomi digunakan untuk mengamati benda-benda angkasa luar. Teropong bintang menggunakan dua buah lensa positif, masing-masing sebagai lensa obyektif dan lensa okuler. Berbeda dengan mikroskop, pada teropong jarak focus lensa obyektif lebih besar dari jarak focus lensa okuler.



Pengertian Teropong
Teropong atau Teleskop adalah alat optik yang digunakan untuk melihat benda-benda yang sangat jauh seperti gunung dan bintang agar tampak lebih dekat dan jelas. Meskipun teropong sudah digunakan sejak abad ke – 17 namun sampai sekarang tidak seorang pun yakin siapa yang pertama kali menemukan teropong. Memang pada tanggal 2 oktober 1608 Hans Lippershey pernah mecoba mempatenkan teleskop yang dibuatnya, tetapi ditolak oleh dewan penilai. Kemudian pada tahun 1609 Galileo membuat sebuah teleskop yang sekarang dikenal dengan sebutan teropong panggung. Setelah itu ia membuat banyak macam teleskop dan mendapatkan banyak penemuan dalam bidang astronomis yang membuatnya terkenal. Teropong dibagi menjadi dua kelompok yaitu :
  1. Teropong Bias, yang terdiri dari beberapa lensa
  2. Teropong pantul, yang terdiri dari beberapa cermin dan lensa
Teropong Bias
Teropong bias menggunakan lensa sebagai obyektif untuk membiaskan cahaya. Beberapa contoh teropong bias adalah :
  1. Teropong bintang atau teropong astronomi
  2. Teropong bumi
  3. Teropong panggung
  4. Teropong prisma atau binokuler
Teropong Bintang
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjaES4RUILNxA1q6pv8fV9EUgdGYo2ssHPxbVBeVsPfkscZV5PaUUc23h_M5wRVL-5g70MP8XTWVIK2t-E7SZTXLKKwzJnaG_u33zCHg9sES1Y-kkFWZaX9eTeRNAjtYGaLb5N1ZbtqNL8/s320/teropong+bintang.jpg
Teropong bintang atau teropong astronomi digunakan untuk mengamati benda-benda angkasa luar. Teropong bintang menggunakan dua buah lensa positif, masing-masing sebagai lensa obyektif dan lensa okuler. Berbeda dengan mikroskop, pada teropong jarak focus lensa obyektif lebih besar dari jarak focus lensa okuler.
Teropong Bumi
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPSrG9gugdM7o-o6qBAu4tV4X79EF2RrP6Xk5AgG3sn5iLQR5vuJ8Vh4cdhdWO_QitRGf9pVzLsrfxC5FkEuzwsDDqNPenNPF9GVK8CdC-Xb2kERYR6L2-O8mZYJbgzlASvuGQDtTFF5I/s320/teropong+bumi.jpg
Teropong bumi yang disebut juga teropong medan atau teropong yojana menghasilkan bayangan akhir yang tegak terhadap arah benda semula. Hal ini dapat diperoleh dengan menggunakan lensa cembung ketiga yang disisipkan di antara lensa obyektif dan lensa okuler. Lensa cembung ketiga hanya berfungsi membalik bayangan tanpa perbesaran, oleh karena itu lensa ini disebut lensa pembalik.
Teropong panggung atau Teropong Galilei
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgti4Rq_wZwJXKdrcdcsFsZwiY7bfiJnR3E25-dn7Y3vROo4lNN184QwC6O2R5pAEkXRBJWr9tr8J-Wbs2hzBzaC5DI6k9lQUvMsWCyV4tnKwwYMr1QHwMTjiH1TQx6QYczTiXc3CWKrXI/s320/Teropong+Galilei.gif

Teropong panggung atau teropong Galilei disebut juga teropong Belnada atau teropong tonil. Teropong ini menghasilkan bayangan akhir yang tegak dan diperbesar dengan menggunakan dua buah lensa, lensa positif sebagai lensa obyektif dan lensa negatif sebagai lensa okuler.
Teropong Prisma
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhNMzus1ZEPILnfyU6D-3NFQY_Glt4VOesuWc5xVCOIEQOVemVXJGwo4o6IzDyDcTqkxmXlsuvgMjzXnRuvQBPgiQ_R0xLj8XZOWHDWqLxJV6b1JqVGZ7XKytJOgpmoxyoYxc8sOTRkOA/s320/teropong+prisma.png
Penggunaan lensa pembalik untuk menghasilkan bayangan akhir yang tegak mengakibatkan teropong bumi menjadi relative panjang. Untuk menghindarinya maka lensa pembalik diganti dengan penggunaan dua prisma siku-siku sama kaki yang disisipkan di antara lensa obyektif dan lensa okuler. Prisma-prisma tersebut digunakan untuk membalikkan bayangan dengan pemantulan sempurna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar